JAKARTA, PANJIRAKYAT: Musim hujan kerap kali menjadi periode yang menantang bagi kesehatan tubuh, terutama dengan meningkatnya kasus flu dan batuk. Banyak yang mengaitkan kedua penyakit ini dengan cuaca dingin atau bahkan paparan air hujan. Namun, ada beberapa faktor biologis dan lingkungan yang berperan penting dalam penyebaran flu dan batuk selama musim hujan.
Berikut adalah penyebab utama peningkatan penyakit tersebut berdasarkan penelitian yang dilansir dari Science in the News:
1. Virus Tumbuh Subur pada Musim Hujan
Kelembapan udara yang meningkat selama musim hujan menciptakan kondisi yang ideal bagi virus untuk berkembang biak. Udara yang lembap membuat virus, terutama virus penyebab flu, dapat bertahan lebih lama dan lebih mudah menyebar di lingkungan. Virus-virus ini lebih mudah menyebar di dalam ruangan yang lembap karena partikel virus dapat bertahan lebih lama di udara yang lebih basah. Inilah mengapa flu sering muncul lebih banyak di musim hujan dibandingkan musim lainnya.
2. Lebih Banyak Aktivitas di Dalam Ruangan
Selama musim hujan, orang cenderung lebih sering berada di dalam ruangan untuk menghindari cuaca buruk. Kondisi ini sangat mendukung penyebaran virus penyebab flu dan batuk. Ketika kita berada di dalam ruangan yang tertutup dan sesak, risiko penularan virus menjadi lebih tinggi. Apalagi, jika terdapat seseorang yang sedang flu atau batuk di dalam ruangan tersebut, kemungkinan untuk tertular virus akan semakin besar. Dengan sirkulasi udara yang terbatas, virus yang ada di ruangan tersebut dapat berputar-putar dan menulari orang lain dengan mudah.
3. Kurangnya Paparan Sinar Matahari
Salah satu faktor yang sering terlupakan adalah pengaruh terbatasnya paparan sinar matahari di musim hujan. Sinar matahari berperan penting dalam produksi vitamin D di dalam tubuh. Vitamin D memiliki peran penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap optimal. Ketika paparan sinar matahari berkurang, tubuh kita kekurangan vitamin D, yang akhirnya melemahkan sistem imun. Selain vitamin D, paparan sinar matahari juga berperan dalam memproduksi melatonin, yang mengatur siklus tidur dan membantu tubuh melawan infeksi. Kurangnya vitamin D dan melatonin akan membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit, termasuk flu dan batuk.
4. Penurunan Aliran Darah ke Saluran Pernapasan
Cuaca dingin pada musim hujan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di tubuh, termasuk di saluran pernapasan. Proses ini disebut vasokonstriksi. Ketika pembuluh darah di saluran pernapasan menyempit, aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi penting ke area tersebut akan berkurang. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan virus dan bakteri yang masuk ke saluran pernapasan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan.
5. Penyempitan Pembuluh Darah yang Mengurangi Pertahanan Tubuh
Penyempitan pembuluh darah akibat suhu dingin tidak hanya memengaruhi aliran darah ke saluran pernapasan, tetapi juga mengganggu mekanisme pertahanan tubuh lokal. Pembuluh darah yang menyempit menyebabkan pasokan darah hangat berkurang, yang penting untuk menjaga fungsi sistem pernapasan. Ketika saluran pernapasan tidak bekerja optimal, pertahanan tubuh terhadap patogen akan melemah, dan ini membuka peluang bagi virus penyebab flu dan batuk untuk menyerang.
BACA JUGA: Produk Skincare dr Richard Lee Disita, Penggunaan Injeksi Berefek Samping
Kesimpulan
Penyebaran flu dan batuk yang meningkat saat musim hujan bukan hanya disebabkan oleh cuaca dingin atau paparan air hujan, tetapi juga oleh faktor-faktor lain yang saling terkait. Virus yang berkembang lebih subur, peningkatan aktivitas di ruang tertutup, kurangnya paparan sinar matahari, serta penurunan aliran darah ke saluran pernapasan adalah beberapa penyebab utama yang memicu meningkatnya kasus flu dan batuk. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat, menjaga kebersihan tangan, dan memastikan tubuh mendapatkan cukup paparan sinar matahari agar tetap kuat melawan penyakit selama musim hujan.
(Agung)