JAKARTA, PANJIRAKYAT: Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyatakan, Indonesia kini tak sekedar menjadi peserta dalam forum-forum internasional, terlebih memegangperan utama dalam membentuk arah kebijakan global.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia begitu kontras dalam Sidang Umum PBB serta forum bergengsi World Economic Forum (WEF) yang digelar di New York, Amerika Serikat. Kehadirannya bersama Presiden Prabowo, disebut sebagai sinyal kuat babak baru dalam strategi diplomasi Indonesia.
Dalam pidatonya di PBB, Presiden Prabowo menyampaikan dengan tegas bahwa Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi atas berbagai permasalahan global.
Zulhas memuji isi pidato tersebut, menyebutnya sebagai pernyataan yang kuat dan penuh visi, dengan cakupan isu-isu penting seperti perdamaian dunia, krisis iklim, hingga persoalan paling mendesak yakni ketahanan pangan.
“Ini menunjukkan bahwa ketersediaan pangan bukan hanya urusan dagang, tetapi juga alat diplomasi kemanusiaan yang kuat,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Presiden Prabowo, lanjut Zulhas, tak hanya menyampaikan retorika, melainkan juga menunjukkan bukti nyata. Salah satunya adalah keberhasilan Indonesia dalam program swasembada pangan. Tahun ini, Indonesia mencatatkan rekor tertinggi dalam hal produksi beras dan cadangan gabah nasional, sebagai wujud nyata dari upaya memperkuat kedaulatan pangan.
Tak hanya berhenti di dalam negeri, pencapaian ini juga membuka peluang Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dalam waktu dekat. Bahkan, Indonesia sudah mulai melakukan ekspor beras ke sejumlah negara, termasuk Palestina, sebagai bentuk solidaritas dan kontribusi dalam diplomasi kemanusiaan.
Selain isu pangan, Zulhas membawa agenda lain ke panggung World Economic Forum (WEF). Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mendorong investasi berkelanjutan serta memperkuat ekonomi sirkular, khususnya di sektor pangan dan pengelolaan sampah plastik.
Pesan utama yang dibawa adalah bahwa Indonesia siap menjadi pilar masa depan yang berkelanjutan dan menawarkan potensi besar bagi para investor yang memiliki perhatian terhadap isu lingkungan.
Zulhas juga menyambut positif inisiatif Brasil dalam pembentukan Tropical Forest Financing Facility (TFFF). Inisiatif ini diumumkan dalam pertemuan yang turut dihadiri oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.
Menurut Zulhas, kehadiran Indonesia dalam forum ini menjadi wujud nyata dari komitmen negara untuk memainkan peran moral dalam menjaga hutan tropis dunia.
TFFF dipandang sebagai langkah strategis dalam mengatasi keterbatasan pendanaan konservasi dengan menggunakan model pembiayaan campuran (blended finance), yang melibatkan berbagai sumber dana.
Lebih jauh lagi, Zulhas menyoroti pentingnya peran masyarakat adat dan komunitas lokal sebagai penjaga utama kelestarian hutan tropis. Melalui pendekatan inklusif ini, Indonesia menunjukkan bahwa keberlanjutan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Dengan mengintegrasikan kerja sama lintas kementerian dan strategi diplomasi yang terarah, Zulhas menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya memperjuangkan kepentingan nasional, melainkan juga berkontribusi aktif dalam membangun tatanan global yang lebih adil dan berkelanjutan.
(Saepul)