BANDUNG, PANJIRAKYAT: Dalam kalender dunia, setiap tanggal 14 Februari menjadi peringatan hari kasih sayang atau Hari Valentine.
Dalam Perayaan ini identik dengan berbagi cinta, baik kepada pasangan, sahabat, keluarga, maupun orang-orang terdekat lainnya.
Hari Valentine dalam tahun 2025 ini, akan memberikan kesempatan sempurna untuk merayakan dengan cara yang lebih panjang, seperti mengadakan liburan akhir pekan romantis atau acara spesial lainnya bersama orang tercinta kamu.
Sebelum adanya perayaan ini, memiliki sejarah yang mengakar. Perayaan ini, berelevansi pada zaman kerajaan terdahulu.
Sejarah Hari Valentine
Namun, tahukah kamu bahwa sejarah Hari Valentine lebih dari sekadar perayaan cinta? Melansir berbagai sumber, Tanggal 14 Februari memiliki kisah panjang yang berasal dari zaman Romawi kuno.
Banyak versi sejarah yang mengaitkan perayaan ini dengan sosok Santo Valentinus, seorang martir Kristen yang menikah dengan pasangan secara rahasia meskipun pernikahan tersebut menjadi larangan dari Kaisar Romawi Claudius II.
Di berbagai negara, Hari Valentine dengan cara yang berbeda. Ada yang merayakannya dengan memberikan bunga dan cokelat, sementara di tempat lainnya, perayaan ini memiliki makna religius atau budaya tertentu.
Menelusuri lebih jauh lagi, hari kasih sayang ini menyimpan fakta yang menari, mulai dari sejarah, tradisi, hingga maknanya di era modern.
Perayaan Hari Valentine memiliki akar sejarah yang panjang dan beragam versi. Salah satu kisah yang paling populer adalah tentang Santo Valentinus, seorang pendeta yang hidup pada abad ke-3 di Roma.
Bercerita narasi melawan larangan Kaisar Claudius II terhadap pernikahan prajurit, ia menikahkan pasangan secara rahasia.
Legenda lain menyebutkan bahwa sebelum terjadinya eksekusi, Santo Valentinus menulis surat kepada putri sipir penjara dan menandatanganinya dengan kalimat “From Your Valentine,” yang menjadi asal mula tradisi bertukar kartu Valentine.
Sejak itu, perayaan ini berkembang menjadi hari untuk mengekspresikan cinta dan kasih sayang di seluruh dunia.
Pada abad ke-14 dan ke-15, Hari Valentine mulai berhubungan dengan gagasan cinta romantis, terutama di Eropa setelah penyair Geoffrey Chaucer menulis puisi yang menghubungkan perayaan ini dengan musim kawin burung.
Tradisi bertukar hadiah, kartu, dan bunga mulai populer di Inggris pada abad ke-18 dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Perayaan di Berbagai Dunia
Hari Valentine begitu identik, tetapi cara yang berbeda di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Di Amerika Serikat dan Eropa, perayaan ini identik dengan pemberian bunga mawar merah, cokelat, dan kartu ucapan kepada orang terkasih.
Untuk kawasan Asia Selatan, Jepang dan Korea Selatan, wanita memberikan cokelat kepada pria pada 14 Februari, sementara pria akan membalasnya pada 14 Maret, yang dikenal sebagai White Day.
Bergeser ke Benua Amerika, seperti di Brasil, perayaan serupa yang disebut “Dia dos Namorados” justru jatuh pada 12 Juni.
Beberapa negara seperti Malaysia dan Arab Saudi memiliki aturan ketat terhadap perayaan ini karena bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Akan tetapi, meskipun ada larangan, sebagian masyarakat tetap merayakannya secara tertutup. Di Indonesia, meskipun perayaan ini menjadi bahan perdebatan, tetap populer di kalangan generasi muda, yang merayakannya dengan bertukar hadiah atau mengadakan acara spesial bersama pasangan.
Restoran dan toko-toko juga sering kali menawarkan promo spesial untuk merayakan Hari Valentine. Perayaan ini juga tidak hanya untuk pasangan, melainkan meluas kepada keluarga dan teman-teman, dengan saling memberikan ucapan dan hadiah sebagai bentuk kasih sayang.
(Saepul)