JAKARTA, PANJI RAKYAT: Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, pembebasan sandera pilot Susi Air Philips Mark Methrtens (37) yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua harus mengutamakan upaya persuasif.
TNI bersama Polri masih mengupayakan pembebasan pilot tersebut, tak spontan melakukan operasi Militer.
BACA JUGA: Pertemuan Nasdem dan Demokrat, Membuat Koalisi Perubahan Makin Rapat?
“TNI masih berupaya bersama dengan Polri. Ini adalah penegakan hukum, tidak langsung operasi militer,” ujar Laksamana TNI Yudo Margono di Bali, Rabu (22/2/2023).
“Hal ini tentunya tetap mengedepankan penegakan hukum. Karena ini orang asing yang disandera KKB, tetap diupayakan dengan cara-cara persuasif,” sambungnya.
Pembebasan pilot Susi Air itu, menurutnya perlu melibatkan Tokoh adat dan pemerintah setempat. Dia menegaskan, negosiasi tersebut terus berjalan dan tetap memberikan pengamanan kepada masyarakat di daerah tempat penyanderaan.
“Kita harus melaksanakan dengan negosiasi. TNI utamakan tokoh-tokoh daerah dan tokoh masyarakat. TNI tidak bisa selesaikan masalah ini dengan cara militer karena ini dalam situasi damai, dan di Papua ini ada masyarakatnya juga. Jangan sampai masyarakat ini terdampak,” terangnya.
Ia mengatakan pihaknya tidak akan menambah pasukan dalam mengatasi penindakan terhadap KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menyandera Kapten Philip Mark Merthens.
BACA JUGA: Pemprov DKI Rencanakan Ganti Kendaraan Dinas Listrik, Politikus PDIP: Belum Waktunya
“TNI tidak mengerahkan pasukan. Itu kemarin pergantian pasukan yang sudah ada di sana yang memang ditugaskan di sana,” tukasnya.