DEPOK, PANJI RAKYAT: Salah satu terapis yang bekerja di rumah sakit di Depok berinisial H, ditetapkan sebagai tersangka lantaran lalai telah menjepit kepala bayi pengidap autisme , RF (2).
Berdasarkan pengakuannya saat diperiksa pihak berwajib, tindakannya itu telah sesuai prosedur meskipun bayi terlihat menjerit-jerit.
BACA JUGA: Penyelidikan Kecelakaan Mobil-Motor di Jakpus, Diduga Terobos Lampu Merah
“Karena dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, itu memang sudah prosedurnya, dengan mengapit kedua paha supaya tidak berontak. Itu pengakuannya,” ujar Kapolres Metro Depok Kombes Pol Ahmad Fuady, dilansir dari PMJ News, Sabtu (18/2).
Lebih lanjut, Polisi memaparkan pengakuan dari tersangka terkait metode yang dilakukannya itu. “Dari keterangan ahli, yang sudah kita periksa bahwa itu merupakan metode supaya si anak ini tidak berontak atau karena dia memiliki tenaga tinggi bisa diminimalkan perlawanan,” ucapnya.
Akan tetapi, tindakan tersangka terapis itu dipastikan sudah melenceng dari standard operating procedure (SOP) yang sebagaimana mestinya.
“Iya, metode terapi dengan cara blocking. Tetapi itu di luar SOP yang sudah ditetapkan, karena menurut pelapor, si terapis ini tertidur dan menggunakan HP,” katanya.
“Iya, metode terapi dengan cara blocking. Tetapi itu di luar SOP yang sudah ditetapkan, karena menurut pelapor, si terapis ini tertidur dan menggunakan HP,” katanya.
“Karena dia lalai dan si anak menjerit-jerit tidak dipedulikan sama dia. Karena lalainya si terapis ini saat dia melakukan kegiatan terapis, dia tertidur dan menggunakan HP sehingga anak meronta-ronta tidak dipedulikan oleh si terapis ini,” jelasnya.
Kasus ini diketahui, bermula dari unggahan video yang sudah beredar memperlihatkan seorang pria berbaju kuning menjepit kepala seorang anak dengan paha.
Sesuai video tersebut, terapis itu sempat tertidur dan memainkan ponsel mengindahkan anak berkebutuhan khusus tersebut yang meronta-ronta.
Pada sebelumnya, terapis ini telah ditetapkan tersangka. “Saudara H telah ditetapkan sebagai terangka,” ujar Kapolres Metro Kota Depok Kombes Pol Ahmad Fuady kepada wartawan, Jumat (17/2).
Meski ditetapkan sebagai tersangka, H tidak menjalani penahanan dan hanya dikenakan wajib lapor.
BACA JUGA: Ada ETLE, Seberapa Efektif Buat Pengendara Jadi Disiplin?
“Namun, karena ancaman hukuman tersangka di bawah lima tahun penjara maka tersangka tidak dilakukan penahanan dan kita kenakan wajib lapor,” ucapnya.