JAKARTA, PANJIRAKYAT: Apple Intelligence, sistem kecerdasan buatan (AI) buatan Apple, kini hadir di iPhone 16, iPhone 15 Pro, serta beberapa perangkat Mac dan iPad. Namun, Apple menghadapi sejumlah hambatan, baik di China maupun Indonesia, terkait implementasi sistem AI ini.
Kendala di China: Menggabungkan Apple Intelligence dengan AI Baidu
Di China, Apple harus berkolaborasi dengan Baidu untuk menyesuaikan Apple Intelligence agar sesuai dengan regulasi lokal. Pemerintah China melarang penggunaan sistem AI asing oleh masyarakatnya, sehingga kerja sama ini menjadi sebuah keharusan. Namun, implementasi model AI Baidu untuk iPhone 16 tidak berjalan mulus.
Reuters melaporkan bahwa Baidu menghadapi beberapa masalah teknis. Pengguna mengalami kesulitan dengan akurasi model bahasa besar (LLM) Baidu dalam memberikan respons yang benar untuk skenario umum, mulai dari input prompt hingga jawaban yang akurat.
Akibatnya, penjualan iPhone 16 di China terancam menurun. Hal ini diperparah oleh komentar negatif yang viral di media sosial, di mana beberapa pengguna kecewa iPhone 16 tidak langsung mendapatkan Apple Intelligence ketika pertama kali dibeli.
Selain itu, kebijakan privasi Apple yang tidak memungkinkan pengumpulan data pengguna semakin memperumit kerja sama ini. Baidu, di sisi lain, ingin mengumpulkan data pengguna untuk analisis yang dapat meningkatkan performa model AI mereka.
Model AI Baidu, Ernie 4.0, menjadi komponen penting dalam sistem Apple Intelligence di China. Bahkan, Siri Apple juga menggunakan teknologi AI dari Baidu. Apple dan Baidu belum memberikan komentar terkait laporan Reuters mengenai hal ini.
Penjualan iPhone di China mengalami penurunan sebesar 0,3%, sedangkan pesaing lokal seperti Huawei justru mengalami lonjakan penjualan sebesar 42%, seperti dilaporkan oleh firma riset IDC dalam laporan kuartal III 2024.
Tantangan di Indonesia: Mengatasi Persyaratan TKDN
Di Indonesia, tantangan penjualan iPhone 16 lebih berkaitan dengan regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Apple sebelumnya tidak dapat menjual iPhone 16 karena belum memenuhi komitmen investasi sebesar 35% dalam TKDN.
Diskusi antara Apple dan pemerintah Indonesia cukup intens. Awalnya, Apple menawarkan investasi tambahan senilai US$10 juta untuk membangun pabrik aksesori di Bandung, tetapi proposal tersebut ditolak oleh pemerintah. Investasi ini dianggap tidak sepadan dengan penawaran dari pabrikan ponsel lainnya di Indonesia serta dengan investasi Apple di negara seperti Vietnam.
BACA JUGA: Belum Berizin di RI, iPhone 16 Dimusnahkan Bea Cukai!
Kini, Apple telah meningkatkan proposal investasi menjadi US$1 miliar untuk membangun pabrik di Indonesia. Pemerintah menyambut baik penawaran ini, tetapi juga menuntut realisasi kekurangan investasi dari kontrak sebelumnya yang belum selesai.
Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan iPhone 16 dapat resmi dijual di Indonesia. Keputusan tersebut bergantung pada penyelesaian persyaratan investasi dan komitmen yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kesimpulan
Apple menghadapi dua tantangan besar di China dan Indonesia. Di China, Apple harus menyesuaikan Apple Intelligence dengan model AI Baidu sesuai regulasi lokal. Sementara di Indonesia, Apple perlu menyelesaikan persyaratan investasi sesuai TKDN yang telah ditetapkan pemerintah. Kedua tantangan ini menunjukkan kompleksitas strategi Apple dalam memperluas pangsa pasar iPhone di pasar Asia yang kompetitif.
(Raya)