JAKARTA, PANJIRAKYAT: Polisi telah melakukan tes urine terhadap sopir truk berinisial JFN (24), yang menjadi penyebab kecelakaan berat di Cipondoh, Tangerang, Kamis (02/11/2024). Hasilnya, positif sabu.
“Alhamdulillah sudah kita lakukan tes urine, dari test urine ini dinyatakan bahwa sopir urinenya mengandung metamfetamin ya,” kata Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho kepada awak media.
Efek Samping Sabu saat Dikonsumsi Sopir Truk Tabrakan di Tangerang
Menyangkut hal itu, secara medis Efek samping sabu (methamphetamine) bagi kesehatan sangat beragam dan berbahaya.
Penggunanya akan mengalami gangguan tidur, paranoid, hingga kerusakan otak. Meski demikian, masih banyak yang terjerumus ke dalam lubang hitam narkoba.
BACA JUGA: Kondisi Sopir Penyebab Kecelakaan Brutal Truk di Tangerang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang psikotropika, sabu termasuk dalam golongan 2.
Dengan demikian, meskipun memiliki khasiat dalam pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, sabu memiliki potensi tinggi untuk menyebabkan ketergantungan.
Zat ini kerap terjual secara ilegal dalam bentuk pil atau bubuk kristal putih. Ada beberapa cara penyalahgunaan sabu yang umum, seperti mengonsumsi langsung, menghirup kristal melalui hidung, mengisapnya seperti rokok, atau menyuntikkannya langsung ke pembuluh darah.
Penyalahgunaan sabu terjadi karena efek stimulannya yang mampu memicu pelepasan hormon dopamin. Pelepasan dopamin yang cepat dan berlebihan ini dapat membuat penggunanya merasa bahagia dan energik sesaat setelah menggunakan sabu.
Namun, setelah efek ini hilang, pengguna sering kali merasa lemas, cemas, dan takut berlebihan, yang mendorong mereka untuk menggunakan lagi dengan dosis lebih tinggi, berujung pada kecanduan.
Melansir berbagai sumber, adapun macam-macam efek dari zat terlarang ini, meliputi:
Efek Samping Jangka Pendek
- Detak jantung meningkat
- Tekanan darah meningkat
- Suhu tubuh meningkat
- Sulit bernapas
- Tremor
- Nyeri dada
- Keringat berlebihan
- Mulut kering
- Sakit perut yang parah
- Sakit kepala yang parah
- Gelisah
- Paranoid
- Perilaku kasar (agresif)
- Insomnia
Jangka Panjang
- Penurunan fungsi otak
- Rasa gatal yang sangat mengganggu
- Kemampuan komunikasi menurun
- Kecemasan berlebihan
- Halusinasi
- Paranoid yang parah
- Delusi
- Gangguan suasana hati
- Hilang ingatan
- Kekurangan nutrisi
- Perilaku agresif
- Depresi
- Stroke
- Masalah jantung dan ginjal
Penyalahgunaan narkotika jenis dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan, infeksi berulang, luka atau bisul pada kulit, serta gigi yang mudah tanggal dan rusak.
Penggunaan narkoba suntik, termasuk sabu, meningkatkan risiko infeksi serius seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV/AIDS, terutama jika jarum digunakan secara bergantian.
Kelebihan dosis sabu dapat menyebabkan overdosis, yang bergejala detak jantung cepat, napas tersengal, kejang, gerakan tubuh tidak terkendali, serangan jantung, hilang kesadaran, bahkan kematian.
Efek samping sabu sangat membahayakan kesehatan. Meski sudah berhenti, diri bisa terpacu untuk kembali menggunakan. Oleh karena itu, penting untuk tidak mencoba menyalahgunakan narkoba ini.
(Saepul)