JAKARTA, PANJI RAKYAT: Ketegangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri di masa silam menjadi penghambat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju sebagai Cawapres.
Demikian pengamatan dari pengamat politik dari Citra Institute, Efriza mengatakan, AHY menjadi Cawapres yang mempunyai atensi PDIP. Pasalnya, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tak kunjung mendeklarasikan cawapres pendamping Anies Baswedan.
BACA JUGA: Airlangga Pede, Demi Perubahan’Harus’ Ada Golkar
“Sebenarnya AHY jadi cawapres Ganjar Pranowo (Capres yang diusung PDIP) amat menguntungkan bagi PDIP,” ujar Efriza.
Namun, Efriza melihat ketegangan diantara SBY dan Megawati masih terjadi. Hal ini tak memuluskan langkah AHY sebagai Cawapres.
“Karena masih adanya penghalang di antara Megawati dengan Susilo Bambang Yudhono, PDIP akhirnya lebih mencari pendamping Ganjar dari unsur golongan agama atau dari unsur menteri-menteri yang berada di kabinet,” terangnya.
Oleh karena itu, Efriza menilai kedekatan Demokrat dan PDIP Tengah dibangun oleh Puan Maharani untuk mencerminkan sikap politik santun saat berencana bertemu AHY.
“Mereka ingin mempertontonkan kepada publik bahwa kedua anak muda ini tidak ada beban masa lalu, mereka bisa saling menghormati dan menjaga etika politik,” pungkasnya melansir RMOL, Sabtu ( 17/6/2023).