JAKARTA, PANJI RAKYAT: Kuat Ma’aruf sopir dari Ferdy Sambo ini menerangkan, bahwa dirinya tidak terlibat dalam pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).
Namun, penjelasan itu dipatahkan oleh Jaksa Penuntut Umum, bahwa kuat terbukti bersalah merujuk pada keterangan dari Rifaizal Samuall dan saksi Sulap Abo.
BACA JUGA: Rumah Sakit Internasional Ada di Bali, Kata Puan Tak Perlu ke Luar Negeri“Kami membantah keterangan tersebut karena berdasarkan keterangan saksi Rifaizal Samual dan saksi Sulap Abo dari Polres Metro Jakarta Selatan yang telah melakukan ‘interview’ kepada terdakwa Kuat Ma’ruf di Duren Tiga bahwa telah terjadi tembak menembak antara saksi Richard Eliezer dengan korban Nofriansyah Yosua Hutabarat,” kata Tim Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (16/1/2023).
Pada persidangan sebelumnya, Kuat Ma’aruf mengaku baru mengetahui skenario penembakan yang dilakukan Ferdy Sambo cs pada Brigadir J. Namun, berdasarkan kesaksian dari mantan Kanit 1 SatReskrim Polres Metro Jakarta Selatan Rifaizal Samual dan mantan anggota Reskrimum Polres Metro Jakarta Selatan Sulap Abo, Kuat Ma’ruf telah menyampaikan skenario tembak-menembak sejak diperiksa di Duren Tiga.
Sopir Ferdy Sambo itu menceritakan pada Rifaizal Samual dan Sulap Abo, bahwa dirinya sedang menutup balkon lantai dua dan mendengar suara tembakan. Setelah mendengar suara tembakan, Kuat Ma’ruf kemudian tiarap.
“Keterangan saksi Rifaizal Samual dan saksi Sulap Abo tersebut sesuai dengan keterangan saksi Benny Ali dan Susanto Haris dari Provos yang mana mereka berasal dari dua instansi berbeda serta tidak berkomunikasi sebelumnya,” ucap jaksa.
“Dengan demikian, tidak mungkin terdakwa Kuat Ma’ruf tidak mengetahui dan tidak terlibat dalam perampasan nyawa korban Nofriansyah Yosua Hutabarat,” sambung jaksa.
BACA JUGA: 2 Anak Panti Asuhan Hilang di Sungai Ciliwung, 150 Personel Dikerahkan ke TKP
Atas perbuatan Kuat Ma’aruf ini, JPU menindak dirinya dengan hukuman pidana selama 8 tahun penjara. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kuat Ma’ruf dengan pidana penjara selama delapan tahun,” ucap Jaksa Penuntut Umum Rudy Irmawan saat membacakan tuntutan di hadapan Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin.
(Saepul.Rohman)