JAKARTA, PANJI RAKYAT: Partai Keadilan Sosial (PKS) menyinggung janji Presiden Jokowi, yang menggaungkan ekonomi Indonesia akan meroket. Namun, pada hingga kini belum melejit.
Terkait hal itu, disampaikan Wakil Ketua DPP PKS, Handy Risza dalam acara launching relawan bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan yang bernama Bro Anies (BroNies) dan Launching Posko Pilihan Rakyat (PPR) yang beralamat di Komplek Bona Gabe nomor 101 Blok A2, di Jalan Jatinegara Timur Raya, Jakarta Timur, Minggu (11/3).
Mau menginjak satu dekade, Pemerintahan Jokowi tak menunjukkan ikrar tersebut. “Bagaimana menjadikan ekonomi kita ini ada istilah yang populer pada waktu ya meroket istilahnya ya, tetapi dalam perjalanannya kita tidak bisa menyaksikan apa yang disebut dengan meroket tersebut,” ujar Handy.
Pada 10 tahu ini menurutnya, perekonomian Indonesia mengalami stagnan, yang mana sebelumnya tidak mengalami hal itu.
sambung dia, melalui sumber daya yang dimilik Indonesia dengan tidak bekerja keras, Tanah Air dapat menumbuhkan ekonomi sebesar 5 persen.
“Ini satu hal yang menunjukkan bahwasanya 10 tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan,” kata Handy.
Parpol tersebut menilai, langkah-langkah kedepan Indonesia perlu melakukan perbaikan agar tak mengalami kembali kondisi stagnan.
Terlebih, katanya, Indonesia Indonesia sedang berada pada puncak bonus demografi. Bila Indonesia tak bisa tumbuh lebih tinggi lagi, maka akan menyebabkan beban yang luar biasa tinggi. Misalnya, generasi muda nantinya bisa menganggur yang dapat menjadi beban negara semakin besar.
Lebih lanjut, dia menyinggung soal pembangunan yang dilakukan Pemerintah dengan uang utang, yang sudah menyentuh angka Rp 6-7 ribu triliun atau setara sekitar 38 atau 39 persen dari total pendapatan.
BACA JUGA: Flora dan Faun Biodiversity Terancam Karna Tambang, ini Harus Diperhatikan Pemkab!
“Ini menandakan apa? dalam 10 tahun ini juga tidak menghasilkan apa-apa, jadi utang yang seharusnya bisa membiayai pembangunan, mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik, ternyata juga tidak bisa dimanfaatkan atau dioptimalkan,” pungkas Handy.