GARUT, PANJI RAKYAT: Dinas Kesehatan Kabupaten Garut memberi Imbauan pada masyarakat, khusunya teruntuk anak-anak agar waspada pada makanan ringan chiki kebul.
Kandungan nitrogen yang berlebihan pada chiki kebul, dinilai berbahaya. “Kalau penggunaan zat nitrogen tersebut berlebihan, tidak sesuai dengan standar, akan berdampak kepada kesehatan manusia, dalam hal ini bisa merusak jaringan tubuh,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, dikutip dari Antara, Kamis (12/1/2023).
BACA JUGA: Bola gagal Pada Aff 2022, Ginting Bawa Nama Indonesia di Final Malaysia Open 2023
Ia menerangkan, Chiki kebul yang sudah dikenal oleh masyarakat terutama anak-anak, harus dihindari karena ada kandungan berbahaya.
Dampak memakan Chiki Kebul ini, sudah terdapat korban anak-anak yang berada di Kabupaten Tasikmalaya.
“Kabupaten Tasikmalaya ada 24 orang di mana satu orang dirujuk dan yang lainnya baru gejala tapi bisa ditangani, kemudian di Bekasi ada empat orang, satu orang di antaranya harus mendapatkan penanganan khusus,” katanya.
Ia juga menyampaikan, hingga saat ini di Garut, belum terdapat korban karena mengkonsumsi makanan ringan tersebut.
Chiki ngebul jajanan yang bisa menjadi daya tarik anak-anak, di dalamnya memiliki kandungan “ice smoke” zat nitrogen yang dicampurkan dengan makanan, sehingga menimbulkan asap yang menarik perhatian anak-anak. Kandungan zat nitrogen itu, dapat mempengaruhi terhadap saluran pernapasan, sehingga menimbulkan gejala seperti mual, muntah-muntah, iritasi tenggorokan, sampai masalah lambung.
BACA JUGA: Efek Merusak Gempa Tanimbar-Maluku Barat Ditanggung Pemerintah
“Karena efek dinginnya jadi zat nitrogen ini jika dimakan atau dikonsumsi oleh anak atau individu, maka akan terjadi efek dingin pada tenggorokan, dan bilamana ini terjadi akan mengganggu, lebih jauhnya lagi adalah kaget respons tubuh terhadap hal tersebut,” katanya.
Dirinya menaruh harap pada pedaganh makanan, untuk tidak menyertakan zat nitrogen pada makanan. Lebih lanjut ia mengingatkan pada orang tua dan guru sekolah, untuk memantau jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak.
Dari pihak sekolah-sekolah atau pihak-pihak dari warga, orang tua, siswanya sendiri, atau di kampus juga ini harus melakukan pemantauan pengawasan jajanan yang ada di masing-masing tempat jajanan umum,” katanya.
(Saepul.Rohman)