BANDUNG, PANJIRAKYAT: Belakangan ini, nama Dokter Detektif (Doktif) viral pada jagat maya, terutama di platform TikTok. Sosoknya menjadi sorotan setelah mengunggah sejumlah video yang membahas produk-produk skincare secara mendalam, degan sikap kritis terkait klaim berlebihan dari produsen kosmetik.
Lantas, banyak bertanya-bertanya siapakah sosok dokter kecantikan bertopeng ini? Namanya, mencuat pertama kali dengan menarik atensi netizen, setelah mengunggah video-video di TikTok yang membahas berbagai produk skincare.
Konten dari Doktif dalam Ulasan Skincare
Dalam video-video tersebut, ia memberikan ulasan mendalam terkait kandungan produk dan klaim yang tertera pada kemasan, serta mengkuliti pengakuan-pengakuan perusahaan mengenai prodak yang mereka sebut keunggulan.
Bahkan, ia tak segan membongkar produk-produk skincare yang mengklaim bisa memberikan hasil instan, seperti “mencerahkan dalam seminggu” atau “menghilangkan jerawat dalam 3 hari”.
Doktif sering menekankan, klaim tersebut lebih adalah bagian dari strategi pemasaran, bukan fakta ilmiah yang bisa terbukti secara medis.
Namun, reaksi dari Doktif mengenai fenomena skincare yang masif ini, menuai pro dan konta jagat maya. Sebagian besar mendukung, tetapi tidak sedikit juga yang membela produk-produk tersebut, menilai bahwa kritiknya bisa merugikan suatu merek.
Tak lama setelah mengunggah konten pertama pada 5 September 2024, akun TikTok @dokterdetektif berhasil menggaet pengikut sebanyak 971 ribu pengikut.
Video-video kritisnya tentang produk skincare langsung mendapat perhatian publik, memicu berbagai percakapan mengenai transparansi industri kecantikan.
Memicu Sentimen Merek
Setelah video-video yang mengkritisi beberapa produk skincare beredar luas, beberapa pemilik brand mulai merasa terganggu dengan ulasan-ulasan tajam dari Doktif.
Beberapa dari mereka bahkan melayangkan kritik atau klarifikasi atas konten yang dianggap merugikan reputasi produk mereka.
Beberapa pihak menganggap bahwa kritik dari Doktif terlalu keras dan berisiko menurunkan kepercayaan konsumen terhadap produk-produk lokal maupun internasional.
Namun, para pendukungnya berpendapat bahwa Doktif justru melakukan edukasi yang perlu dalam wawasan kecantikan, serta bisa membuay konsumen lebih kritis dan cerdas dalam memilih produk skincare yang sesuai dengan kebutuhan kulit.
Kontroversi ini semakin memanas, terlebih setelah sejumlah brand merasa perlu untuk memperjelas klaim yang mereka buat agar tidak membingungkan konsumen.
Di sisi lain, banyak yang membela Doktif karena merasa bahwa kritik tersebut dapat mendorong industri kecantikan untuk lebih transparan dalam komposisi dan klaim yang mereka pasarkan.
Identitas Misterius
Meski namanya naik sebagai pembongkar produk skincare instan, profil dari Doktif masih menyimpan tanya. a selalu menutupi wajahnya dengan masker mata dan tidak pernah mengungkapkan informasi pribadi secara jelas.
Hal ini menambah daya tarik tersendiri bagi pengikutnya, yang semakin penasaran siapa sebenarnya orang di balik akun @dokterdetektif.
Beberapa netizen bahkan berspekulasi bahwa Doktif adalah dr. Amira Farahnaz, seorang dokter estetika yang memiliki klinik kecantikan.
Akan tetapi, hingga kini, spekulasi tersebut belum mendapatkan konfirmasi. Doktif memilih untuk menjaga privasinya dan lebih fokus pada konten yang ia buat, serta edukasi melalui media sosialnya untuk publik.
Meskipun identitasnya masih misterius, Doktif pernah mengungkapkan sedikit mengenai latar belakang pendidikannya.
Ia menyatakan bahwa telah menyelesaikan pendidikan di bidang dokter kecantikan pada tahun 2007 dan telah berpengalaman lebih dari 17 tahun di industri produk skincare. Bahkan, Doktif pernah meracik formulasi produk skincare untuk brand pribadinya.
Untuk menguji produk-produk skincare yang ia ulas, Doktif menggunakan metode uji yang canggih, seperti Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC) yang digunakan di SIG Laboratory.
Metode ini dikenal lebih akurat dalam menguji kandungan dan kualitas produk, dan menjadi salah satu cara Doktif untuk memastikan bahwa setiap ulasan yang ia buat berbasis pada fakta yang valid.
Meski kontroversial, tak bisa menampik dengan keberadaan Doktif membuka mata banyak orang tentang pentingnya mengetahui kandungan yang ada dalam produk skincare yang mereka gunakan.
Banyak konsumen yang sebelumnya mungkin tidak terlalu memperhatikan klaim atau bahan dalam produk kecantikan, kini mulai lebih kritis dan berhati-hati dalam memilih.
(Saepul)












