JAKARTA, PANJIRAKYAT: Inisiator petisi tolak PPN 12 Persen, Risyad Azhari menyampaikan, bahwa WhatsApp pribadinya mengalami peretasan beserta keluargannya. Ia menduga, hal itu akibat dari menyuarakan penolakan ttersebut.
Bareng Warga mengecam tindakan serangan siber itu dan menilai sebagai ancaman demokrasi dan keselamatan pribadi di ruang digital.
“Serangan ini tidak hanya mencederai hak individu, tetapi juga merupakan upaya sistematis untuk membungkam suara kritis yang sangat dibutuhkan di tengah demokrasi kita,” ujar Risyad Azhari dalam keterangannya, dikutip Kamis (26/12/2024).
Sebelumnya, Risyad bergerak melakukan advokasi, mengumpulkan petisi, sampai menyebarkan ke berbagai media terkait penolakan PPN 12 persen akan menjadi kebijakan berjalan mulai tahun 2025.
Advokasi terakhirnya berbarengan bersama inisiator Bersama Warga lainnya, yakni pada Kamis (19/12).
Indikasi dari peretasan WhatsApp itu, ketika orang tuanya mengalami log out akun atau keluar secara tiba-tiba, Selasa (24/12).
Menyadari hal itu, lantas ia segera mengamankan akunnya hingga berhasil dipulihkan. Hal serupa juga dialami adik Risyad. Nahasnya, akun tak bisa dipulihkan.
Diberitakan sebelumnya, etisi tuntutan menolak kenaikan PPN 12 persen terbentuk dalam laman Change.org oleh akun Bareng Warga.
“Naiknya PPN yang juga akan membuat harga barang ikut naik sangat mempengaruhi daya beli. Kita tentu sudah pasti ingat, sejak bulan Mei 2024 daya beli masyarakat terus merosot. Kalau PPN terus dipaksakan naik, niscaya daya beli bukan lagi merosot, melainkan terjun bebas,” tulis akun tersebut.
(Saepul)